JAKARTA - Hoaks dan politik identitas adalah dua isu yang dapat memiliki dampak negatif dalam masyarakat. Bahaya hoaks dan politik identitas telah menjadi ancaman serius bagi stabilitas sosial di banyak negara.
Untuk mengatasi ancaman ini, penting bagi masyarakat, lembaga pemerintah, dan media untuk bekerja sama dalam mendukung literasi media yang baik, pendidikan kritis, dan promosi dialog yang inklusif.
Direktur LRI (Lentera Research Institute) DR David Nordfolk menyebutkan, bahaya hoaks dan politik identitas dapat menjadi lebih menonjol dan berpotensi lebih merusak menjelang pemilihan umum (pemilu) tahun 2024.
”Menjelang Pemilu 2024, fenomena Polaritas masyarakat akibat dari politik identitas dan hoax dapat menghambat dialog yang sehat dan produktif antara berbagai kelompok masyarakat, ” ujarnya melalui keterangan resmi pada Minggu (17/9/2023).
Ia menjelaskan bahwa menjaga stabilitas sosial dan politik menjelang pemilu sangat penting, dan kerjasama dari semua pihak adalah kunci untuk mencegah bahaya hoax, politik identitas, dan ujaran kebencian.
Kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, media, masyarakat sipil, dan individu adalah kunci untuk mengatasi bahaya-bahaya tersebut dan menjaga stabilitas sosial dan politik selama pemilu. Dengan upaya bersama, masyarakat dapat memastikan bahwa pemilu berjalan dengan baik dan mencerminkan kemauan sebenarnya dari warga negara.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Memang Beda
|
”Dalam rangka menjaga stabilitas sosial dan politik menjelang Pemilu 2024, semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah bahaya hoax, politik identitas, dan ujaran kebencian.” katanya.
”Pemerintah, lembaga pendidikan, media, dan masyarakat sipil harus berkolaborasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya demokrasi, literasi media, dan penghormatan terhadap perbedaan identitas, ” lanjutnya.
DR David Nordfolk menambahkan, langkah-langkah pencegahan yang tepat seperti pendidikan demokrasi, literasi media, dan kerja sama semua pihak dapat dipertimbangkan dalam upaya menjaga stabilitas selama pemilu.
”Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dengan bijaksana dan mempertahankan stabilitas dalam proses demokrasi yang berjalan baik, ” pungkasnya.
Selama pemilu, penting untuk mengutamakan nilai-nilai demokrasi, seperti transparansi, partisipasi, dan keadilan. Pada akhirnya, pemilihan yang adil dan bebas hoaks serta politik identitas yang merugikan akan memperkuat dasar demokrasi Indonesia dan mempertahankan stabilitas sosial dan politik negara.***